Rabu, 27 Juli 2011

Misteri Danau Michigan Tidak Kalah Menyeramkan Dari Segitiga Bermuda


Segitiga Bermuda selalu dikaitkan dengan hal-hal aneh dan mistis -- terutama terkait kecelakaan pesawat dan kapal laut yang hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya.

Segitiga Bermuda bukan satu-satunya. Segitiga lain ada di Michigan, Amerika Serikat -- Segitiga Michigan.
Ribuan bangkai kapal dan pesawat berserakan di dasar Danau Michigan yang misterius.
Segitiga Michigan

Meski bukti-bukti kecelakaan pesawat Northwestern Airlines 2501 di Danau Michigan mengarah pada cuaca buruk dan kesalahan mekanis, beberapa orang menduga tragedi itu terkait hak-hal supranatural.

Berdasarkan buku 'Weird Michigan' atau 'Keanehan di Michigan' karya penulis asal Wisconsin, Linda Godfrey, penerbangan 2501 celaka di wilayah Segitiga Michigan.
Mirip halnya dengan Segitiga Bermuda -- Segitiga Michigan adalah titik imajiner yang menghubungkan Benton Harbor, Ludington, dan Manitowoc.

Menurut buku itu, seperti Segitiga Bermuda, anomali Segitiga Michigan menyebabkan banyak  kapal dan pesawat celaka dan menghilang. Kompas dan sistem navigasi juga tak berfungsi di wilayah tersebut, belum lagi keanehan-keanehan yang lain.

"Banyak cerita aneh tentang kehilangan misterius, kejadian-kejadian aneh ketika wakti seakan melambat atau berlalu dengan cepat. Juga munculnya mahluk-mahluk aneh," seperti tertulis dalam buku tersebut, yang dimuat laman berita Michigan, Herald Palladium, 16 Mei 2010.

Yang paling terkenal adalah kejadian di Danau Michigan, yakni menghilangnya kapten kapal barang OM McFarland pada April 1937.

Kapten kapal yang diketahui bernama George Donner menghilang dari kabinnya dalam perjalanan mengangkut batu bara dari Erie ke Port Washington.

Sebelum beristirahat, Donner berpesan pada kru, untuk membangunkannya saat kapal mendekati tujuan. Namun, ketika salah satu awak kapal membangunkannya, Donner menghilang dalam kondisi pintu kabin dikunci dari dalam.

"Awak kapal melakukan pencarian secara menyeluruh, namun sia-sia, kapten kapal itu menghilang selamanya."

Tak pernah diketahui apa yang menyebabkan Donner lenyap.  Tragisnya, dia hilang tepat di hari ulang tahunnya ke 58. Orang-orang yang percaya keberadaan Segitiga Michigan yakin, Donner hilang di wilayah itu.

Kejadian misterius juga terjadi dalam kejadian kecelakaan Penerbangan 2501. Buku 'Keanehan Michigan' mengklaim pesawat itu hilang begitu saja. Tak ada yang tersisa-- 58 penumpangnya tak pernah terlihat lagi.

"Pasukan penjaga pantai dalam jumlah banyak diterjunkan di lokasi kejadian. Yang mereka temukan hanya selimut berlogo maskapai penerbangan."

Klaim bahwa kecelakaan ini disebabkan Segitiga Michigan tetap bertahan, meski kemudian ditemukan bagian tubuh dan puing-puing pesawat di bagian timur Danau Michigan. Sementara, ada juga puing dan tumpahan bahan bakar pesawat yang ditemukan di sekitar 18 mil barat laut Benton Harbor.

Legenda Segitiga Michigan dianggap kebohongan oleh peneliti bangkai kapal tenggelam di Danau Michigan, Valerie van Heest.

Menurut aktivis lembaga penelitian kapal tenggelam atau Michigan Shipwreck Research Associates yang berbasis di Belanda, itu hanya mitos.

"Tidak ada segitiga di sana, tetapi yang pasti ada banyak bangkai kapal," kata Van Heest.

"Saya tegaskan, tidak ada segitiga misterius. Ada 6.000 hingga 10.000 bangkai kapal di Danau Michigan. Itu karena dana itu merupakan perlintasan pesawat dan kapal yang ramai, wajar jika ada banyak kecelakaan."

Selasa, 26 Juli 2011

Inilah Sejarah Perang Dunia II,





Kronologis Perang Dunia II

Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria.
Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini.

Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 atau 15 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua: yaitu Afrika, Asia dan Eropa.

Latar Belakang Perang Dunia II

  • Latar Belakang PD II:
    • Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, dengan cita-cita membentuk Italia Raya
    • Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
    • Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
  • Jalannya perang:
    • 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
    • Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
    • UK & Perancis membantu Polandia menghadapi Jerman.
    • AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom
  • Akhir Perang:
    • Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944
    • April 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet
    • Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
    • Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
    • 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu
  • 17 Juli-2 Agustus 1945 --> Konfrensi Postdam
    Keputusannya
    1. Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
    2. Jerman harus membayar pampasan perang
    3. Angkatan perang Jerman dikurangi
    4. Partai NAZI dihapus
    5. Penjahat perang akan dihukum
  • 8 September 1951--> Perjanjian San Francisco
    Keputusannya:
    1. Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
    2. Jepang membayar pampasan perang
    3. Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
    4. Penjahat perang akan dihukum
Peta Perang Dunia II

Coklat = Tentara Axis
Warna Lainnya = Tentara Sekutu & Negara Netral
Perubahan warna = pergerakan tentara
 


Pihak yang terlibat dalam Perang Dunia II
Tanggal :1 September 1939 – 2 September 1945
Lokasi : Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika.
Hasil : Kemenangan sekutu, munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya, terbentuknya blok-blok yang menjurus ke Perang Dingin, mulai lepasnya negara-negara jajahan Eropa.

Pihak Yang terlibat:

Blok Poros (AXIS)
  1. Nazi Jerman : Adolf Hitler
  2. Italia : Benito Mussolini
  3. Jepang : Hideki Tojo

Militer tewas: 8.000.000
Sipil tewas: 4.000.000
Total tewas: 12.000.000

Negara-negara Poros (AXIS) adalah negara-negara yang menentang pihak Sekutu selama Perang Dunia II.
Ada 3 negara utama dalam kekuatan poros yaitu; Nazi Jerman, Italia dan Kekaisaran Jepang. Pada puncak kejayaan mereka, Kekuatan Poros menguasai dominasi daerah yang sangat luas di Eropa, Asia, Afrika dan Oseania/Pasifik. Tetapi Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan mereka. Seperti pihak Sekutu, keanggotaan Negara-negara Poros tidak tetap, dan beberapa negara bergabung dan kemudian meninggalkan Negara-negara Poros selama perang berlangsung.

Anggota Negara-negara Poros minoritas:
  1. Bulgaria, Hongaria, Yugoslavia, Finlandia, Thailand, Rumania
  2. Negara Boneka Jepang:
    Manchukuo, Mengjiang (bagian wilayah di Mongolia], Nanking (bagian wilayah di Tiongkok), Burma, Filipina, dan India
  3. Negara boneka Italia:
    Albania dan Ethiopia
  4. Negara boneka Jerman
    Serbia
  5. Negara lainnya yang berkoalisi
    Spanyol dan Denmark
  6. Bekas anggota
    Uni Soviet, Berdiri sendiri/memihak Sekutu pada 1941.

Negara Sekutu:
  1. Britania Raya : Winston Churchill
  2. Uni Soviet : Joseph Stalin
  3. Amerika Serikat : Franklin Roosevelt
  4. Republik China : Chiang Kai-Shek
Militer tewas: 17.000.000
Sipil tewas: 33.000.000
Total tewas: 50.000.000

Blok Sekutu pada Perang Dunia II adalah negara-negara yang berperang bersama melawan Blok Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) dari 1939 sampai 1945.

Anggota Sekutu
  1. Setelah penyerangan Jerman ke Polandia (1939)
    Polandia, Britania Raya (termasuk Kerajaan India & Negara Koloni), Perancis, Australia, Selandia Baru, Nepal, Afrika Selatan, Kanada
  2. Setelah berakhirnya perang Poni (1940)
    Norwegia, Belgia, Luksemburg, Belanda, Yunani, Kerajaan Yugoslavia, Uni Soviet, Tannu Tuva
  3. Setelah pengeboman Pearl Harbor (1941)
    Panama, Kosta Rika, Republik Dominika, El Salvador, Haiti, Honduras,
    Nikaragua, Amerika Serikat, China, Guatemala, Kuba, Cekoslowakia
  4. Setelah pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (1942)
    Meksiko, Brasil, Ethiopia, Irak, Bolivia, Iran, Italia, Kolombia, Liberia
  5. Setelah D-Day (1944)
    Romania, Bulgaria, San Marino, Albania, Hungaria, Bahawalpur, Ekuador, Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela, Turki, Arab Saudi, Argentina, Chile
  6. Setelah pengeboman Hiroshima (1945)
    Mongolia
Perkiraan jumlah korban tewas Perang Dunia II
*Indonesia di urutan No. 5 dengan korban 4 Juta tewas

  1. Uni Soviet = 23,200,000
  2. Cina = 10,000,000
  3. Jerman = 7,500,000
  4. Polandia = 5,600,000
  5. Indonesia = 4,000,000
  6. Jepang = 2,600,000
  7. India = 1,587,000
  8. Yugoslavia = 1,027,000
  9. Perancis Indochina = 1,000,000
  10. Rumania = 841,000
  11. Hungaria = 580,000
  12. Perancis = 562,000
  13. Italia = 459,500
  14. U.K = 450,400
  15. Amerika Serikat = 418,500
  16. Cekoslowakia = 365,000
  17. Lithuania = 353,000
  18. Yunani = 300,000
  19. Latvia = 227,000
  20. Belanda = 205,900
  21. Ethiopia = 205,000
  22. Dll

Indonesia merupakan negara dengan korban terbanyak nomor 5 di dunia


Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria.

Berikut inilah data pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.

Perang Dunia II di Benua Asia



Hideki Toji

1937: Perang Sino-Jepang (1937-1945)
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi China pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang telah dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.

1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada 1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam) sesuai persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan boikot minyak.

1941: Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor.

Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.

1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America), British (Inggris), Dutch (Belanda), (Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.

Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk. Sebulan kemudian invasi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu Atol Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk yang industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.

Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942-Agustus 1945
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, Pada 7 Agustus 1942 Pulau Guadalcanal diserang oleh Amerika Serikat. dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.

1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.

1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang


Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber B-29 "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom Fat Man di Nagasaki.


Surat penyerahan diri Jepang kepada Sekutu
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menanda tangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.

Peta ASIA 1941
Peta ASIA 1941



Perang Dunia II di Benua Afrika dan Timur Tengah
"Kami akan menaklukkan. Orang-orang dari Italia, untuk senjata! Tunjukkan kegigihan, keberanian Anda, Anda layak." Diktator fasis Italia, Benito Mussolini,
Ketika Italia menyatakan perang terhadap Britania dan Perancis pada Juni 1940 yang secara langsung membawa konflik ke Afrika

Berikut inilah data pertempuran dan peristiwa penting di benua Afrika

Perang Dunia II di Benua Afrika dan Timur Tengah

1940: Mesir dan Somaliland

Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.

1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk

Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein.

1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua


Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun

Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.

Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.

Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.

1942. Pertempuran Madagaskar

Tentara Britania mendarat di Tamatave pada Mei 1942.
Pertempuran Madagaskar adalah kampanye sekut untuk merebut Madagaskar yang dikuasai Perancis Vichy selama Perang Dunia II. Pertempuran ini dimulai pada 5 Mei hingga 6 November 1942 dengan hasil kemenangan sekutu.

1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis


Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi Operasi Obor.
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di Bône, gerbang menuju Tunisia.

Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.

1943: Kalahnya Korps Afrika

Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan Jerman yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman. Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan menawan 250.000 tentara Axis.

Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943. Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni 1944.

Operasi militer Perang Dunia II Di Benua Afrika
  • Kampanye Afrika Timur (Perang Dunia II) (1941) Bendera Britania Raya British Raj Red Ensign.svg — Serangan Angkatan Laut Inggris terhadap Italia yang menguasai Daratan Somalia-Inggris.
  • Operasi Camilla (1941) Bendera Britania Raya — Operasi disinformasi Inggris untuk menutupi tindakan terhadap Eritrea
  • Operasi Canned (1940) Bendera Britania Raya — Pemboman di Banda Alula, daratan Somalia-Italia, oleh Angkatan Laut Inggris.
  • Kampanye Afrika Timur (Perang Dunia II) Akhir keberadaan Italia (1941) Bendera Britania Raya British Raj Red Ensign.svg — Pendaratan pasukan Inggris di Assab, Pelabuhan terakhir Italia di Laut Merah
  • Pertempuran Madagaskar "Ironclad" (1942) Bendera Britania Raya Bendera Afrika Selatan — Pertempuran Madagaskar
  • Operasi Ancaman (1940) Bendera Britania Raya Flag of Free France 1940-1944.svg — Pertempuran laut, Pasukan Perancis dan Serangan Inggris di Dakar, Perancis-Afrika Barat (Senegal)
  • Operasi Pendukung (1941) Bendera Britania Raya — Patroli laut lepas anti-kapal selam Sekutu di Laut Madagaskar
Perang Dunia II di Benua Eropa


Salah satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam putih lainnya. Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler.

1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret 1939.

Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya, Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri diantaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6 Oktober.

Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.

Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.

Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.

1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan

Dengan tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.

Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah pemerintahan boneka Vichy.

Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.

Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil pilot peswat tempur Spitfire dan Huricane dapt berisirahat. Perang juga berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman (U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.

Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman, Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama (Kekuatan Poros).


Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler
Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.

1941: Invasi Uni Soviet
Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
Pertempuran Stalingrad

1944: Serangan Balik

Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944

1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman

Berkibarnya bendera Soviet diatas gedung pemerintahan Nazi, Reinchstag, merupakan tanda berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf Hitler menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2 juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.



Hitler adalah salah satu penyebab terbesar dalam Perang Dunia II
Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Sebagai remaja dia merupakan seorang seniman gagal. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya. Kekalahan Jerman membuatnya terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala umurnya menginjak tiga puluh tahun, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman/National Sozialismus (diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan Jerman disebut "Fuehrer.

Di bawah kepemimpinan Hitler, partai Nazi dengan kecepatan luar biasa menjadi suatu kekuatan dan di bulan Nopember 1923 percobaan kupnya gagal. Kup itu terkenal dengan sebutan "The Munich Beer Hall Putsch." Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi, dia dikeluarkan dari penjara sesudah mendekam di sana kurang dari setahun.

Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman.

Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan samasekali. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi.

Hitler dalam bukunya, "Mein Kampf" (Perjuanganku), menekankan pentingnya lebensraum, yakni mendapatkan wilayah baru untuk rakyat Jerman di Eropa Timur. Dia membayangkan menempatkan rakyat Jerman sebagai ras utama di Rusia barat. Sebaliknya, sebagian besar rakyat Rusia dipindahkan ke Siberia dan sisanya dijadikan budak. Setelah pembersihan (purge?) besar-besaran pada tahun 1930-an, Hitler menganggap Soviet secara militer lemah dan mudah diduduki. Ia menyatakan, "Kami hanya harus menendang pintu dan seluruh struktur yang rapuh akan runtuh." Akibat Pertempuran Kursk dan kondisi militer Jerman yang melemah, Hitler dan propaganda Nazi menyatakan perang tersebut sebagai pertahanan peradaban oleh Jerman dari penghancuran oleh "gerombolan kaum Bolshevik" yang menyebar ke Eropa.
Kebijakan-kebijakan dan sikap ideologi Stalin pun sama agresifnya. Saat perhatian dunia teralih ke Front Barat, ia menduduki tiga negara Baltik pada tahun 1940. Partisipasi aktif Stalin dalam pembagian Polandia pada tahun 1939 pun tidak dapat diremehkan.

Hitler kemudian merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2. Dia merebut daerah pertamanya praktis tanpa lewat peperangan samasekali. Inggris dan Perancis terkepung oleh berbagai macam kesulitan ekonomi, karena itu begitu menginginkan perdamaian sehingga mereka tidak ambil pusing tatkala Hitler mengkhianati Persetujuan Versailles dengan cara membangun Angkatan Bersenjata Jerman. Begitu pula mereka tidak ambil peduli tatkala Hitler menduduki dan memperkokoh benteng di Rhineland (1936), dan demikian juga ketika Hitler mencaplok Austria (Maret 1938). Bahkan mereka terima sambil manggut-manggut ketika Hitler mencaplok Sudetenland, benteng pertahanan perbatasan Cekoslowakia. Persetujuan internasional yang dikenal dengan sebutan "Pakta Munich" yang oleh Inggris dan Perancis diharapkan sebagai hasil pembelian "Perdamaian sepanjang masa" dibiarkan terinjak-injak dan mereka bengong ketika Hitler merampas sebagian Cekoslowakia beberapa bulan kemudian karena Cekoslowakia samasekali tak berdaya. Pada tiap tahap, Hitler dengan cerdik menggabung argumen membenarkan tindakannya dengan ancaman bahwa dia akan perang apabila hasratnya dianggap sepi, dan pada tiap tahap negara-negara demokrasi merasa gentar dan mundur melemah.

Tetapi, Inggris dan Perancis berketetapan hati mempertahankan Polandia, sasaran Hitler berikutnya. Pertama Hitler melindungi dirinya dengan jalan penandatangan pakta "Tidak saling menyerang" bulan Agustus 1939 dengan Stalin (hakekatnya perjanjian itu perjanjian agresi karena keduanya bersepakat bagaimana membagi dua Polandia buat kepentingan masing-masing). Sembilan hari kemudian, Jerman menyerang Polandia dan enam belas hari sesudah itu Uni Soviet berbuat serupa. Meskipun Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman, Polandia segera dapat ditaklukkan.

Tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Perancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian terhadap serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan "Battle of Britain" dan Hitler tak pernah sanggup menginjakkan kaki di bumi Inggris.


Pasukan Jerman menaklukkan Yunani dan Yugoslavia di bulan April 1941. Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler merobek-robek "Perjanjian tidak saling menyerang" dengan Uni Soviet dan membuka penyerbuan. Angkatan Bersenjata Jerman dapat menduduki bagian yang amat luas wilayah Rusia tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin. Meski bertempur lawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler memaklumkan perang dengan Amerika Serikat bulan Desember 1941 dan beberapa hari kemudian Jepang melabrak Amerika Serikat, mengobrak-abrik pangkalan Angkatan Lautnya di Pearl Harbor.

Di pertengahan tahun 1942 Jerman sudah menguasai bagian terbesar wilayah Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah. Tambahan pula, dia menguasai Afrika Utara. Titik balik peperangan terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan dalam pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia. Sesudah kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati kekalahan Jerman tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah. Bukannya dia semakin takut, malahan meneruskan penggasakan selama lebih dari dua tahun sesudah Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada musim semi tahun 1945. Hitler bunuh diri di Berlin tanggal 30 April dan tujuh hari sesudah itu Jerman menyerah kalah.

Operasi Barbarossa -Operasi militer besar-besaran untuk menginvansi Moskow, Rusia.
Dibandingkan dengan medan perang lainnya dalam Perang Dunia II, Front Timur jauh lebih besar dan berdarah serta mengakibatkan 25-30 juta orang tewas. Di Front Timur terjadi lebih banyak pertempuran darat daripada semua front pada PD II. Karena premis ideologi dalam perang, pertempuran di Front Timur mengakibatkan kehancuran besar. Bagi anggota Nazi garis keras di Berlin, perang melawan Uni Soviet merupakan perjuangan melawan komunisme dan ras Arya melawan ras Slavia yang lebih rendah. Dari awal konflik, Hitler menganggapnya sebagai "perang pembinasaan". Di samping konflik ideologi, pola pikir Hitler dan Stalin mengakibatkan peningkatan teror dan pembunuhan. Hitler bertujuan memperbudak ras Slavia dan membinasakan populasi Yahudi di Eropa Timur. Stalin pun setali tiga uang dengan Hitler dalam hal memandang rendah nyawa manusia untuk meraih kemenangan. Ini termasuk meneror rakyat mereka sendiri dan juga deportasi massal seluruh penduduk. Faktor-faktor ini mengakibatkan kebrutalan kepada tentara dan rakyat sipil, yang tidak dapat disamakan dengan Front Barat.

Perang ini mengakibatkan kerugian besar dan penderitaan di antara warga sipil dari negara yang terlibat. Di belakang garis depan, kekejaman terhadap warga sipil di wilayah-wilayah yang diduduki Jerman sudah biasa terjadi, termasuk Holocaust orang-orang Yahudi.


Tentara Jerman melemparkan granat tangan Potato-Smasher dalam fase-fase awal Operasi Barbarossa



Master Blitzkrieg (serangan kilat) Jerman terkenal, Generaloberst Heinz Wilhelm Guderian bersama pasukannya. Di belakang terlihat jenderal tank terkenal lainnya, Generalleutnant Graf Hyazinth Strachwitz von Gross-Zauche, der Panzergraf.

Panzerkampfwagen III yang berasal dari Divisi Panzer ke-8 sedang menyeberangi sungai Bug di Rusia. Terlihat log-log kayu di belakangnya untuk memudahkan mereka melewati jalan berlumpur yang mulai banyak didapati selama musim gugur Rusia yang menyesakkan.

Pasukan SS dengan tawanannya, tentara Asia Rusia. Selama Operasi Barbarossa sendiri, jutaan (!) tentara Rusia tertawan, yang sebagian besar di antaranya tewas di kamp-kamp tawanan Jerman

Tipikal tentara Wehrmacht Jerman, seorang Sersan dengan dekorasi Eiserne Kreuz 1 klasse dan General Assault Badge di dadanya

Makam tentara Jerman di dekat Moskow. Kebanyakan makam sederhana semacam ini pada akhirnya diratakan oleh Rusia sehingga tak terhitung berapa banyak pasukan Jerman yang terbunuh di front Timur yang tak diketahui kuburnya!

Latar Belakang

Pakta Molotov-Ribbentrop pada Agustus 1939 membentuk perjanjian non-agresi antara Jerman Nazi dan Uni Soviet, dan sebuah protokol rahasia menggambarkan bagaimana Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia dan Rumania akan dibagi-bagi di antara mereka. Dalam Perang September di Polandia pada 1939 kedua negara itu menyerang dan membagi Polandia, dan pada Juni 1940 Uni Soviet, yang mengancam untuk menggunakan kekerasan apabila tuntutan-tuntutannya tidak dipenuhi, memenangkan perang diplomatik melawan Rumania dan tiga negara Baltik yang de jure mengizinkannya untuk secara damai menduduki Estonia, Latvia dan Lithuania de facto, dan mengembalikan wilayah-wilayah Ukraina, Belorusia, dan Moldovia di wilayah Utara dan Timur Laut dari Rumania ( Bucovina Utara dan Basarabia).

Pembagian Polandia untuk pertama kalinya memberikan Jerman dan Uni Soviet sebuah perbatasan bersama. Selama hampir dua tahun perbatasan ini tenang sementara Jerman menaklukkan Denmark, Norwegia, Prancis, dan daerah-daerah Balkan.

Adolf Hitler telah lama ingin melanggar pakta dengan Uni Soviet itu dan melakukan invasi. Dalam Mein Kampf ia mengajukan argumennya tentang perlunya mendapatkan wilayah baru untuk pemukiman Jerman di Eropa Timur. Ia membayangkan penempatan orang-orang Jerman sebagai ras yang unggul di Rusia barat, sementara mengusir sebagian besar orang Rusia ke Siberia dan menggunakan sisanya sebagai tenaga budak. Setelah pembersihan pada tahun 1930-an ia melihat Uni Soviet lemah secara militer dan sudah matang untuk diserang: "Kita hanya perlu menendang pintu dan seluruh struktur yang busuk itu akan runtuh.”

Joseph Stalin kuatir akan perang dengan Jerman, dan karenanya enggan melakukan apapun yang dapat memprovokasi Hitler. Meskipun Jerman telah mengerahkan sejumlah besar pasukan di Polandia timur dan membuat penerbangan-penerbangan pengintai gelap di perbatasan, Stalin mengabaikan peringatan-peringatan dari intelijennya sendiri maupun dari pihak asing. Selain itu, pada malam penyerbuan itu sendiri, pasukan-pasukan Soviet mendapatkan pengarahan yang ditandatangani oleh Marsekal Semyon Timoshenko dan Jenderal Georgy Zhukov yang memerintahkan (sesuai dengan perintah Stalin): "jangan membalas provokasi apapun" dan "jangan mengambil tindakan apapun tanpa perintah yang spesifik ". Karena itu, invasi Jerman pada umumnya mengejutkan militer dan pimpinan Soviet.

Sabtu, 23 Juli 2011

Sejarah PKI Di Banyuwangi dan Pembantaian Cemethuk 18 Oktober 1965


Monumen Pancasila Untuk Mengenang Tragedi Pembantaian di Cemethuk BAB I
Monumen PancasilaLubang Ajaib
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang pemilihan judul
Monumen Pancasila Untuk Mengenang Tragedi Pembantaian 18 Oktober 1965 Di Dusun CemethukDusun Cemethuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring Banyuwangi adalah saksi berdarah peristiwa pembantaian 62 orang-orang Anshor oleh anggota PKI. Di bekas 3 sumur tempat penguburan massal para korban pembantaian ini, telah dibangun sebuah Monumen Pancasila untuk mengenang peristiwa yang cukup penting dalam sejarah Banyuwangi.
Tragedi Cemethuk sekaligus menjadi penanda bahwa kabupaten paling timur dari pulau jawa ini tidak luput dari pengembangan jaringan Partai berlambang palu dan arit ini. Tragedi ini terjadi setelah pembunuhan para jenderal di Jakarta yang kemudian dikenal dengan Gerakan 30 September. Tragedi Cemethuk juga menunjukkan bahwa tingkat konflik di akar rumput antara pengikut PKI dan non-PKI setelah peristiwa G 30 S berlangsung dalam tingkat tinggi.
Namun Sejarah Nasional hanya sedikit sekali menyediakan ruang untuk mengungkap sejarah PKI di Dusun Cemethuk. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya buku-buku sejarah yang bisa menjelaskan tragedi di Cemethuk secara komprehensif.
Padahal bila melihat pada banyaknya korban dan juga saling keterkaitan dengan perkembangan PKI di Nusantara, seharusnya Tragedi Cemethuk sangat relevan untuk menjadi bagian tak terpisahkan dari Sejarah Nasional.
Menurut penulis hal ini disebabkan beberapa hal:
  • letak geografis Kabupaten Banyuwangi yang cukup jauh dari pusat Jakarta menjadikan tragedi Cemethuk tidak terkover maksimal
  • Pemerintah terlalu memfokuskan penulisan sejarah PKI dalam Gerakan 30 September
  • Penelitian sejarah yang dimotori pemerintah mengabaikan sejarah di tingkat lokal
Dari latarbelakang inilah tim penulis tertarik untuk meneliti Tragedi Cemethuk dengan memfokuskan penelitian pada Sejarah Tumbuh Kembangnya PKI di Banyuwangi sebelum Peristiwa Pembantaian di Cemethuk. Sehingga dari sini kita dapat menelusuri bagaimana pengembangan jaringan PKI hingga mencapai Kabupaten Banyuwangi.
* 1.2 Rumusan Masalah
Setiap kegiatan penelitian, selalu bertolak dari permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan timbul akibat dari suatu kesangsian yang akhirnya mendorong suatu keinginan untuk memecahkannya.
Penulis merumuskan masalah-masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah:
1.2.1. Apa itu komunisme?
1.2.2. Apa itu Partai Komunisme Indonesia?
1.2.3. Bagaimana sejarah dan keterlibatan PKI dalam politik Indonesia?
1.2.4. Bagaimana PKI memasuki Banyuwangi?
1.2.5. Bagaimana kondisi masyarakat di Dusun Cemethuk sebelum peristiwa pembantaian terjadi?
* 1.3 Tujuan Penelitian
Suatu penelitian (research) khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris, pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji suatu pengetahuan (Sutrisno Hadi, 1982:3).
Dalam penelitian ini tim penulis memiliki tujuan :
* a. Menjelaskan bagaimana Komunisme bisa masuk Indonesia yang kemudian menjelma menjadi PKI
* b. Menjelaskan bagaimana keterlibatan PKI secara politik dalam sejarah Indonesia
* c. Mendeksripsikan bagaimana sejarah dan tumbuh kembangnya PKI di Banyuwangi
* d. Mendeskripsikan tentang kondisi Dusun Cemethuk sebelum peristiwa pembantaian 18 Oktober 1966 terjadi
Dengan penjelasan-penjelesan ini tim penulis meyakini bahwa Tragedi Cemethuk berkorelasi erat dengan konstelasi PKI dalam merebut kekuasaan di Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sejarah kelahiran ideologi komunis
Bagaimana ideology Komunis lahir bisa ditelusuri di kamus Online Wikipedia, yang menyebutkan Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai.
2.2 Masuknya Komunisme di Indonesia
Pada tahun 1913, menjelang Perang Dunia I, seorang aktivis politik yang berhaluan Marxis berkebangsaan Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet tiba di Hindia Belanda dari negeri Belanda. Sebelumnya, ia memimpin organisasi buruh angkutan dan anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) di Negeri Belanda. Sesampainya di Indonesia, mula-mula ia bekerja sebagai anggota Staf Redaksi Warta Perdagangan Soerabajasche Handelsblad, sebuah surat kabar milik sindikat perusahaan-perusahaan gula di Jawa Timur. Kemudian ia bekerja sebagai Sekretaris pada Semarangsche Handels Vereniging, menggantikan pejabat lama D.M.G. Koch. Pada saat itu di Semarang telah terdapat organisasi buruh kereta api, Vereniging van Spooren Tramsweg Personeel atau VSTP (Sekretariat Negara RI, 1994:7).
Di kemudian hari Sneevliet berhasil menanamkan pengaruhnya kedalam organisasi VSTP tersebut dan membawa VSTP ke aktivitas-aktivitas yang radikal, atau setidak-tidaknya menjadikan VSTP sebagai media penyebarluasan Marxisme di Hindi Belanda, antara lain melalui surat kabar VSTP, de Volharding (Keyakinan). Selanjutnya, Sneevliet mengadakan kontak dengan orang-orang Belanda, dan pada tahun 1914 bersama J.A ada di Hindia Belanda, dan pada tahun 1914 bersama J.A Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bergsma mendirikan organisasi Marxis yang pertama di Asia Tenggara, dengan sebutan Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). Setahun kemudian, mereka menerbitkan majalah Het Vrije Woord (Suara Kebebasan) di Surabaya sebagai media propaganda Marxisme. Selain majalah Het Vrije Woord, ISDV juga menerbitkan surat kabar Soeara Mardika dan kemudian Soeara Rakjat. Tulisan-tulisan yang menyebarluaskan Marxisme itu tidak terlalu berpengaruh pada pemerintahan Hindia Belanda sehingga tidak begitu mendapat perhatian. Pemerintah Hindia menilai bahwa tulisan-tulisan tersebut muncul sebagai akibat dari mulai tumbuhnya ajaran Marxisme di Eropa. (Sekretariat Negara RI, 1994:7-8)
Sedangkan dapat ditelusuri di situs In Defence of Marxism, berjudul Periode pertama Partai Komunis Indonesia (8 Marert 2000), sebelum 1914 tidak ada tanda apapun bahwa dalam beberapa tahun saja di Indonesia akan ada partai komunis berbasis massa yang pertama di dunia kolonial. Kelas buruh tidak mempunyai organisasi politik dan hanya ada beberapa serikat buruh yang semuanya lemah. Gerakan “nasionalis” masih berupa jabang bayi; dan sebetulnya, imbauan nasionalisme belum terdengar di kalangan rakyat. Aslinya gerakan nasionalis dikuasai pemimpin kolot dari kelas menengah yang berdasarkan agama. Jurang yang dalam memisahkan para pemimpin nasionalis ini dengan kondisi sosial yang begitu buruk di kalangan rakyat. Pada era itu juga belum mulai berkembang sayap kiri apapun yang secara potensial bersifat Bolshevik.
2.3 Berkembangnya PKI di Banyuwangi
Tidak ada satu pun pustaka yang menjelaskan secara pasti kapan PKI mulai masuk Banyuwangi. Dalam buku Selayang Pandang Perang Kemerdekaan di Bumi Blambangan (Sri Adi Oetomo, 1996:77) disebutkan, bahwa yang pasti, tahun 1947 PKI sudah tumbuh di Banyuwangi selatan, seperti di daerah Kalipait, Tegaldlimo. Tokoh-tokoh PKI saat itu dipimpin Prayitno dan Suntoyo, dan dibantu Sunyoto, Ikhwan, Kusno, Samud, Karto dan Kabul.
Disebutkan dalam buku itu, bahwa di saat-saat hebatnya Pasukan COG IV/C (singkatan dari Commando Offensif Gerilya, hasil fusi Pasukan Yon Macan Putih yang diperintahkan Resimen 40 Damarwulan Jember) menumpas tentara-tentara Belanda, PKI justru melakukan aksi terror di daerah Kalipait, Tegaldlimo. PKI melakukan aksi dengan membunuh perwira COG IV/C.. PKI membentuk Komando Markas Pertahanan Daerah (KMD) dipimpin Prayitno dan Sutoyo. COG IV/C yang terbunuh adalah Lts. Art. Sarpan, Lts. Art Samoed Asmoe’I, Ltn. Art Basoeki dan Ltn. Art. Soetedjo (1996:78)
Namun kekuatan PKI ini bisa ditaklukan COG IV/C pada 4 November 1947 jam 24.00 WIB. Saat itu, markas KMD mendapat serangan musuh dengan kekuatan besar. PKI kalah karena tidak dapat memakai senjata hasil rampasan dari COG IV/C.. Sehingga senjata rampasan PKI itu akhirnya jatuh lagi ke COG IV/C.
Dalam gerakan operasi pembersihan yang dilakukan Pasukan COG IV/C, sejumlah tokoh PKI di daerah Banyuwangi selatan seperti Suntoyo, Soenyoto, Slamet, karto dan Kabul, ditangkap dan diadili dengan hukuman mati. Sedangkan Prayitno, Ikhwan, dan Kusno dapat melarikan diri (1996:80).
Setahun berikutnya, COG IV/C yang berhasil menumpas gerakan PKI di Banyuwangi ini dikirim untuk menangani pemberontakan PKI di Madiun.
BAB III
METODE PENDEKATAN PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Ilmu penetahuan sejarah mempunyai sifat yang berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya, dimana tatanan ilmu bersifat partikularistik atau hanya mengutamakan kepentingan khusus daripada kepentingan umum. Maka dirasa perlu tim peneliti menggunakan metode khusus yang disebut metode sejarah atau metode penelitian sejarah.
Metode penelitian sejarah adalah menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dari peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986:32). Sedangkan menurut Nugroho Notosusanto metode prosedur kerja sejarwan dapat dikelompokkan menjadi : Heuristik, kritik, Interpretasi dan Historiografi (1978:17)
3.1.1 Heuristik
Prosedur kerja heuristic adalah pengumpulan data atau sumber-sumber atau bahan-bahan serta jejak masa lampau yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Tim mengumpulkan sumber-sumber tulisan kesaksian narasumber dari kakak kelas yang sebelumnya pernah meneliti peristiwa Cemethuk ini; mengumpulkan buku-buku terkait sejarah Komunis dan Partai Komunis Indonesia; buku-buku sejarah Banyuwangi; dan menginventarisasi pelaku atau saksi sejarah yang masih hidup.
3.1.2 Kritik
Menurut Nugroho Notosusanto (1798:10-12) langkah kedua berupa kritik memiliki pengertian yakni kegiatan menganalisa dan meneliti terhadap tata atau sumber-sumber yang didapat. Disinilah peneliti dituntut sikap kritis, jujur dan berpegang teguh pada prinsip keadilan.
Dari langkah pertama yang dilakukan, sumber-sumber pustaka yang peneliti dapatkan masih sebagian besar versi pemerintah. Sehingga penjelasan mengenai bagaimana sejarah PKI di Indonesia pada umumnya dan peristiwa pembantaian di Cemethuk Banyuwangi ini tidak obyektif. Penulisan buku sejarah yang dimaksud di satu pihak masih memberikan stigma negative terhadap PKI dan organisasi-organisasi underbow-nya serta melebih-lebihkan pemerintah (rezim orde baru) dan Angkatan Darat di pihak lainnya.
Begitu juga pelaku sejarah peristiwa Cemethuk bernama Soemardji Djamal. Sebagai seorang anggota PNI, keterangan-keterangan yang diberikan belum mampu menjawab secara jernih bagaimana akar persoalan meletusnya peristiwa Cemethuk. Sementara pelaku-pelaku sejarah Cemethuk lainnya telah mangkat. Minimnya sumber lisan inilah yang menjadi salah satu kesulitan peneliti.
Untungnya masih ada beberapa keterangan dua saksi sejarah lainnya yang bisa menambal sulam informasi yang dibutuhkan. Yakni Hasnan Singodimayan (mantan wartawan Terompet Masyarakat 1960-1965 dan mantan Ketua Himpunan Seni dan Budaya Indonesia,HSBI, organisasi kebudayaan onderbow Masyumi) serta Andang CY (mantan anggota LEKRA). Sehingga sejarah PKI di Banyuwangi dan peristiwa pembantaian Cemethuk menjadi terang benderang.
3.1.3 Interpretasi
Interpretasi adalah menetapkan makna yang saling berhubungan antara factor-faktor yang telah dihimpun. Dari berbagai yang lepas satu sama lain itu harus dirangkai dan dihubung-hubungkan sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan logis. Kesemuanya itu untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam memahami kenyataan-kenyataan sejarah (Notosusanto, 1978:17-23).
Dalam penelitian ini peneliti menginterpretasi bahwa Banyuwangi adalah salah satu daerah tujuan pengembangan jaringan PKI, yang dalam perkembangannya Banyuwangi menjadi daerah basis. Gerakan politik PKI bersama organisasi-organisasi Underbow-nya yang langsung berinteraksi dengan akar rumput, menjadikan PKI bisa merebut 3 besar perolehan suara dalam pemilu 1955. Konstelasi politik yang begitu cepatnya ini tentu menimbulkan ketidakpuasan di parpol-parpol atau lembaga yang menjadi lawan politiknya, bukan saja di Banyuwangi namun juga skala nasional.
Akan tetapi peristiwa 30 September 1965 merubah peta politik di Indonesia dan berakhir pada pemberangusan PKI hingga keakar-akarnya (isi Supersemar). Stigma PKI sebagai organisasi terlarang berlaku juga pada organisasi-organisasi underbownya. Kebijakan ini dijadikan kesempatan oleh kelompok-kelompok yang anti-PKI melakukan pemberangusan sepihak tanpa kordinasi dengan Angkatan Darat dimasa itu.
Peristiwa Cemethuk adalah salah satu upaya pemberangusan secara sporadic dan sepihak yang dilakukan kelompok-kelompok Anshor (Badan Otonom NU) terhadap orang-orang PKI di dusun itu. Meski di desa-desa lain di Banyuwangi aksi pemberangusan juga terjadi, namun peristiwa Cemethuk lebih terkenal karena jumlah korban yang berjatuhan cukup banyak, yakni, 62 orang.
* 3.1.4 Historiografi
Kegiatan terakhir ini adalah merekonstruksi secara imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh (Louis Gittschalk, 1983: 32). Fakta sejarah yang terkumpul kemudian disusun secara sistematis menjadi cerita sejarah yang logis.
Dari data-data yang berhasil dihimpun oleh peneliti maka penulisan sejarah terkait penelitian ini akan disusun dengan urutan-urutan:
* 1. Sejarah Komunisme Di Dunia
* 2. Sejarah Masuknya PKI di Indonesia
* 3. Sejarah pergolakan PKI di Madiun tahun 1948
* 4. Sejarah masuknya PKI di Banyuwangi
* 5. Sejarah peristiwa pembantaian di Cemethuk, Desa Cluring Banyuwangi
* 3.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data yang penulis gunakan :
3.2.1 Metode Dokumenter
Menurut Sartono Kartodirdjo (1982:92), metode documenter mempunyai pengertian dokumen merupakan sumber tertulis yang dapat digunakan untuk mengungkap peristiwa masa lampau. Dokumen disini memiliki 2 arti yakni Dokumen dala arti sempit yakni kumpulan data-data verbal berbentuk tulisan dan dokumen dalam arti luas meliputi artefak, foto-foto, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Louis Gottschalk (1986:38), dokumen bisa berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada kesaksiaan lisan, artefak, peninggalan-peninggalan tertulis dan petilasan-petilasan, arkeologis. Dokumen juga bisa berupa surat-surat resmi dan surat-surat Negara seperti surat perjanjian; undang-undang; hibah konsensi dan lain-lain. Dokumen juga bisa setiap proses pembuktiaan setiap jenis sumber apapun baik yang bersifat tulisan, lisan, gambar, atau arkeologis.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tulisan Soemardji Djamal, pelaku sejarah, berjudul Pembantaian di Cemethuk. Tulisan ini dibuat tanggal 25 April 1982, berisi kronologis pembantaian Cemethuk yang dilakukan orang-orang PKI di dusun tersebut kepada 62 orang-orang Anshor NU.
3.2.2 Metode Observasi/Pengamatan
Metode ini, menurut Bimo Walgito merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu peristiwa itu terjadi (1985:54)
Menurut Bimo Walgito, jenis-jenis observasi adalah :
3.2.2.1 Observasi Partisipasi, artinya, observer turut ambil bagian dalam perikehidupan atau situasi dari orang-orang yang diobservasinya
3.2.2.2 Observasi Non Partisipan, yakni, kebalikan dari teknik partisipan. Observasi tidak ambil bagian secara langsung di dalam situasi kehidupan yang diobservasi, tetapi dapat dikatakan sebagai penonton, tidak sebagai pemain.
3.2.2.3 Kuasai Partisipasi, yakni, apabila dalam observasi itu seolah-olah observer turut berpartisipasi. Jadi sebenarnya hanya pura-pura saja turut ambil bagian di dalam situasi kehidupan yang diobservasi.
Adapun klasifikasi dalam observasi ini adalah
3.2.2.3.1 Observasi Sistematik : ini dilakukan dengan menggunakan rencana kerangka terlebih dahulu
3.2.2.3.2 Observasi Non Sistematik : ini observasi yang belum di sistematikan mengenai hal-hal yang akan di observasi, tetapi bukan berarti bahwa observasi ini tidak terencana, hanya materi atau hal-hal yang akan diobservasi belum disistematikakan seperti system observasi yang sistematis (1985:55).
Berdasarkan teori tersebut maka peneliti memakai system observasi non partisipan dan observasi sistematik.
Peneliti melakukan obeservasi ke Dusun Cemethuk -tempat terjadinya pembantaian dan ke Monumen Pancasila -letak 3 sumur untuk mengkubur mayat-mayat korban pembantaian, di hari Minggu tanggal 16 Desember 2007. Sebelum melakukan observasi, peneliti bersama dosen pembimbing menentukan kerangka observasi, target dan obyek tujuan.
* 3.2.4 Metode Interview / wawancara
Metode ini menurut Winarno Surahmad menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan obyek (1971:56). Sedangkan menurut J. Supranto, metode interview/wawancara adalah Tanya jawab antara petugas dengan responden, biasanya membawa daftar pertanyaan untuk diisi dengan keterangan-keterangan yang diperoleh dengan wawancara (2003:85).
Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai 3 orang narasumber, yakni,:
* 1. Soemardi Djamal
Peneliti menanyakan sekitar 30 pertanyaan, berkaitan tentang bagaimana kondisi Dukuh Cemethuk sebelum adanya peristiwa pembantaian; mengapa pembantaian bisa terjadi; siapa yang melakukan pembantaian; dan bagaimana situasi Dukuh Cemethuk setelah peristiwa pembantaian
* 2. Hasnan Singodimayan
Peneliti menanyakan sekitar 26 pertanyaan tentang bagaimana PKI masuk Banyuwangi; bagaimana situasi dan komposisi Parpol; mengapa PKI bisa menjadi partai yang besar; dan apa yang menyebabkan pembantaian di Cemethuk
* 3. Andang Chatif Yusuf
Peneliti menanyakan sekitar 26 pertanyaan pada mantan Kordinator Sastra LEKRA ini, seputar aktivis LEKRA dalam mendukung tumbuh kembangnya PKI di Banyuwangi
* 3.2.5 Metode Analisa Data
Dalam tahapan yang terakhir dalam metode pengumpulan data adalah metode analisa data. Didalamnya ada aktivitas meneliti, berupaya merangkai-rangkai, menghubung-hubungkan, membanding-bandingkan, mensistesiskan berbagai fakta yang di dapat sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis, sistesis, dan rasional, sehingga muncul apa yang dikenal dengan analisis sejarah (Kuntowijoyo, 1995).
Analisis peneliti, bahwa, sejarah pembantaian PKI di Dusun Cemethuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring, Banyuwangi sangat dipengaruhi oleh situasi yang terjadi secara nasional, utamanya peristiwa 30 September 1965. Peristiwa di nasional ini merebak hingga menimbulkan gejolak-gejolak di daerah antar kalangan akar rumput yang berbeda ideology.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Sejarah
Di dalam penelitian sejarah yang telah direncanakan sesuai tujuan penelitian dan metode penggalian data menganai tumbuh kembangnya PKI di Banyuwangi, maka aspek-aspek yang perlu dilakukan pendekatan adalah :
* 4.1.1 Sejarah Munculnya Komunisme di Dunia
* 4.1.2 Masuknya Komunisme dan PKI di Indonesia
* 4.1.3 Aspek Historis Munculnya PKI Di banyuwangi
* 4.1.4 Tumbuhkembangnya PKI di Banyuwangi Pasca Pemilu 1955 dan menjelang 1965
* 4.1.5 Pengaruh Peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Banyuwangi
* 4.1.6 Peristiwa Pembantaian di Dusun Cemethuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring Banyuwangi
* 4.1.7 Akhir perioede PKI di Banyuwangi
* 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
* 4.2.1. Sejarah Munculnya Komunisme di Dunia
Menurut kamus Wikipedia Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”.
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
* 4.2.2 Masuknya Komunisme dan PKI di Indonesia
Perkembangan Komunisme di Indonesia tidak dapat dielakkan dari situasi Internasional saat itu. Puncaknya komunisme ini ditandai dengan didirikannya partai ber ideology komunis.
Menurut situs In defence of Marxisme, 8 Maret 2000, Kepulauan Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda sejak 1596 sampai 1903. Sekarang jumlah penduduknya adalah 200 juta – di urutan keempat negara yang berpenduduk paling padat – tersebar tersebar di banyak pulau dan terbagi dalam berberapa suku bangsa. Jawa ialah pulau yang paling penting, 75% dari penduduk hidup di pulau ini. Ibukota Jakarta (di jaman penjajahan dikenal dg sebutan Batavia), pusat perindustrian tertua Surabaya, dan pusat tradisional dari politik radikal di Semarang, dan berberapa kota lain yang penting, semuanya berada di Jawa
Sejak dulu, dan hingga sekarang, Indonesia terutama terdiri dari petani. Padi ditanam para petani untuk makanan pokok. Penjajahan Belanda mendirikan pekebunan, dimiliki kapital besar, untuk memproduksi barang ekspor [gula, kopi, teh, kakao, tembakao, karet, dll.). Kemudian minyak diexploitir Royal Dutch Shell, suatu perusahaan kapital Inggris dan Belanda
Indonesia merupakan daerah jajahan Belanda yang terpenting, dan penjajahan atasnya menjadi kunci pembangunan negeri Belanda modern. Perdagangan komoditas Indonesi menjadi sumber untung yang besar bagi kaum kapitalis di Belanda, dan berberapa industri di Belanda (contohnya, pembuatan cerutu, coklat, dll.) berdasar impor dari tanah Indonesia.
Bagaimanakah Belanda, yang jumlah penduduknya hanya seperpuluh Indonesia, berhasil mendirikan rezim yang berkuasa selama tiga abad? Tentulah, alasan yang paling fundamental bagi hal itu ialah perkembangan kekuatan produktif yang jauh lebih tinggi, dengan pemerintah dengan kontrol politik dan militer yang sesuai dengan kemajuan industri. Kekuasaan Belanda tergantung pada tidak adanya persatuan di antara suku-suku bangsa yang mendiami kepulauan Indonesia. Penjajah Belanda menerapkan sistem kekuasaan yang tidak langsung, dengan menggabungkan pemerintahan dengan kaum priyayi pribumi, aristokrasi pra-Islam. "Regen" pribumi menjalankan pemerintahan daerah besama "saudara muda" mereka, wakil regen asal Belanda.
Sekolah administrasi dan kedokteran didirikan oleh Belanda untuk mendidik anak priyayi kecil, dan melibatkannya dalam pemerintahan penjajahan. Meskipun demikian, sekolah-sekolah ini juga menghasilkan banyak pemimpin awal yang nasionalis dan radikal.
Kaum petani menderita akibat penjajahan Belanda dalam banyak segi, yang pertama dan paling berat adalah mereka menedita akibat diterapkannya bentuk perpajakan. Ironisnya, beban pajak menjadi lebih berat pada zaman diterapkannya kebijakan "etis" (liberal), yang diadopsi oleh administrasi kolonial pada pergantian abad ke-20, ketika dibangun infrastruktur yang dibiayi pajak. Kebijakan tanam paksa yang mengharuskan petani menanam tanaman keras merupakan beban lain yang ditanggung petani dan memusnahkan kebebasan petani (kebijakan ini kemudian dihapuskan). Sewaktu itu petani terpaksa menjadikan sepertiga sampai setengah tanah mereka tersedia untuk dipakai perkebunan gula. Karena dipaksa bayar pajak, makin banyak tanah dipakai, dan petani makin terpuruk dalam kemiskinan dan makin tergantung pada sistem kapitalis.
Borjuasi kecil pribumi di perkotaan sangat lemah, sebagian besarnya pedagang (banyak keturunan Tionghoa), dan bagian kecil pegawai. Tanpa industri yang berkembang, kaum buruh kecil sekali. Buruh terpusat di sektor pemerintahan dan transportasi yang dimiliki oleh swasta, yaitu kereta api dan trem.
Dengan tidak adanya oposisi politik yang berarti sebelum perang dunia pertama, kekuasaan Belanda sempat bertindak agak liberal, tetapi bersifat paternalistik, meskipun kebebasan pers dan berorganisasi senantiasa tidak mutlak. Ketika perjuangan mulai timbul di kaum petani, buruh dan kelas menengah, segala kebebasan ini langsung dicabut.
Kemelaratan dan represi politik, hanya dibungkus oleh tabir toleransi liberal yang tipis, merupakan ciri utama rakyat Indonesia pada tahun-tahun awal abad ini. Hampir seluruh rakyat buta huruf, dan berbagai penyakit tersebar luas mayoritas rakyat berada di bawah pengaruh kuat agama (Islam) dan kebudayaan tradisionil. Feodalisme yang ada sebelum penjajahan diidolakan. Bersamaan dengan itu kapitalisme dan pengalaman pejuangan kelas mulai merubah sikap kaum muda, dan khususnya kaum buruh. Pendidikan modern mengajarkan kelas menengah untuk mempersoalkan kekuasaan Belanda
Perang antara Rusia dan Jepang di tahun 1904-05, terlihat sebagai kekalahan satu kekuatan bangsa Eropa oleh suatu negara timur, dan akibatnya memengaruhi suasana politik seluruh kawasan Timur Jauh. Di Indonesia hal itu terutama mempengaruhi kalangan muda yang terpelajar. Kemudian terjadi Perang Dunia Pertama yang mengakibatkan kekurangan pangan, kekacauan, inflasi, dan meningkatnya penderitaan massa, yang pada giliran berikutnya hal itu menyebabkan berberapa gelombang kerusuhan dan militansi di kalangan kaum tani dan buruh. Sejarah gerakan nasionalis modern, termasuk PKI, dimulai pada periode itu.
Pada tahun 1913, menjelang Perang Dunia I, seorang aktivis politik yang berhaluan Marxis berkebangsaan Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet tiba di Hindia Belanda dari negeri Belanda. Sebelumnya, ia memimpin organisasi buruh angkutan dan anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) di Negeri Belanda. Sesampainya di Indonesia, mula-mula ia bekerja sebagai anggota Staf Redaksi Warta Perdagangan Soerabajasche Handelsblad, sebuah surat kabar milik sindikat perusahaan-perusahaan gula di Jawa Timur. Kemudian ia bekerja sebagai Sekretaris pada Semarangsche Handels Vereniging, menggantikan pejabat lama D.M.G. Koch. Pada saat itu di Semarang telah terdapat organisasi buruh kereta api, Vereniging van Spooren Tramsweg Personeel atau VSTP (Sekretariat Negara RI, 1994:7).
Di kemudian hari Sneevliet berhasil menanamkan pengaruhnya kedalam organisasi VSTP tersebut dan membawa VSTP ke aktivitas-aktivitas yang radikal, atau setidak-tidaknya menjadikan VSTP sebagai media penyebarluasan Marxisme di Hindi Belanda, antara lain melalui surat kabar VSTP, de Volharding (Keyakinan). Selanjutnya, Sneevliet mengadakan kontak dengan orang-orang Belanda, dan pada tahun 1914 bersama J.A ada di Hindia Belanda, dan pada tahun 1914 bersama J.A Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bergsma mendirikan organisasi Marxis yang pertama di Asia Tenggara, dengan sebutan Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). Setahun kemudian, mereka menerbitkan majalah Het Vrije Woord (Suara Kebebasan) di Surabaya sebagai media propaganda Marxisme. Selain majalah Het Vrije Woord, ISDV juga menerbitkan surat kabar Soeara Mardika dan kemudian Soeara Rakjat. Tulisan-tulisan yang menyebarluaskan Marxisme itu tidak terlalu berpengaruh pada pemerintahan Hindia Belanda sehingga tidak begitu mendapat perhatian. Pemerintah Hindia menilai bahwa tulisan-tulisan tersebut muncul sebagai akibat dari mulai tumbuhnya ajaran Marxisme di Eropa. (Sekretariat Negara RI, 1994:7-8)
Menurut artikel di situs In Defence of Marxism, berjudul Periode pertama Partai Komunis Indonesia (8 Marert 2000), sebelum 1914 tidak ada tanda apapun bahwa dalam beberapa tahun saja di Indonesia akan ada partai komunis berbasis massa yang pertama di dunia kolonial. Kelas buruh tidak mempunyai organisasi politik dan hanya ada beberapa serikat buruh yang semuanya lemah. Gerakan "nasionalis" masih berupa jabang bayi; dan sebetulnya, imbauan nasionalisme belum terdengar di kalangan rakyat. Aslinya gerakan nasionalis dikuasai pemimpin kolot dari kelas menengah yang berdasarkan agama. Jurang yang dalam memisahkan para pemimpin nasionalis ini dengan kondisi sosial yang begitu buruk di kalangan rakyat. Pada era itu juga belum mulai berkembang sayap kiri apapun yang secara potensial bersifat Bolshevik.
Organisasi pertama yang didirikan oleh kaum muda Indonesia kelas ningrat ialah Budi Utomo, berdasarkan gagasan idealis gotong royong tanpa kesadaran politis. Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, ialah partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia, tetapi tanpa hubungan dengan rakyat Indonesia. Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde .
Gerakan pertama yang berbasis massa bertitik berat bukan pada nasionalisme ataupun program politik, melainkan pada agama. Kira-kira 90% penduduk Indonesia menganut Islam, dan Islam merupakan institusi utama dari masyarakat tradisional yang gagal dilembagakan Belanda dalam kontrolnya yang tidak langsung. Oleh karena itu Islam menjadi pusat perlawanan anti pemerintahan asing, walaupun aslinya oposisi ini belum matang dan tanpa bentuk (tidak ada program politik).
Organisasi berawal dengan pembentukan Serikat Pedagang Islam pada tahun 1911, dan dua tahun kemudian, 1913, di bawah pimpinan Tjokroaminoto, membuang "Pedagang " dari namanya menjadi Serikat Islam untuk merengkuh dukungan massa. Meski tidak ada gagasan pejuangan nasionalis, tak terelakkan SI memegang peran pemegang kepercayaan perjuangan nasional.
SI tidak mempunyai program politik di luar "melayani kepentingan kaum Islam", dan keorganisasiannya longgar sekali. Meskipun demikian keanggotaannya tumbuh dengan dahsyat, sampai ratusan ribu pada tahun 1916, dan terutama berpusat di kota. Secara grafikal hal ini mencerminkan pencarian massa buruh untuk menemukan alat perjuangan guna melawan kondisi mereka yang makin memburuk. SI gagal total memenuhi kebutuhan ini; meskipun demikian, karena tidak ada pilihan, kegiatan massa tetap terfokus padanya, jika munculnya PKI tidak memotong perkembangan SI itu.
Menurut Sekretariat Negara RI (1994:8) Sneevliet memanfaatkan SI untuk memperluas pengaruhnya, dengan keanggotaan ganda. Sneevliet memasukkan anggota ISDV menjadi anggota SI, dan sebaliknya anggota SI dibolehkan menjadi anggota ISDV. Tahun 1917, Sneevliet dan kawan-kawan sudah punya pengaruh yang kuat di kalangan anggota SI. Mereka berhasil membawa beberapa tokoh muda SI menjadi anggota ISDV, diantaranya Semaun (pimpinan SI Semarang) dan Darsono.
Pada tahun 1917 itu pula golongan komunis berhasil melaksanakan revolusi di Rusia. Peristiwa ini dimanfaatkan secara maksimal oleh Sneevliet untuk membangkitkan nasionalisme rakyat Indonesia, bahwa bangsa Asia pun bisa mengalahkan Eropa. Sneevliet menyerukan ke penganut Marxisme di Indonesia supaya mengikuti Rusia.
Belajar dari pengalaman Rusia, ISDV mulai mengorganisir serdadu dan pelaut di Indonesia, dan dengan usaha itu berhasil menarik pengikut sekitar 3,000 orang di angkatan bersenjata Belanda. ISDV mendorong pula tokoh-tokoh nasionalis dan organisasi, seperti Budi Utomo, Insulinde dan SI untuk menuntut Pemerintah Hindia Belanda menggantikan Volksraad dengan parlemen Rakyat. Hal ini membuat Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengambil tindakan tegas dengan jalan mengusir Sneevliet dari Hindia Belanda tahun 1918, kemudian menyusul Brandsteder pada 1919, Baars pada tahun 1921, dan sisa-sisa kelompok radikal lainnya pada tahun 1923.
Meski ditinggal oleh pemimpinnya, Semaun dan Darsono yang telah menjadi kader komunis muncul sebagai pimpinan Sneevliet.
Pasca kemenangan Rusia dalam Revolusi Bolsjewik 1 Oktober 1917, Lenin menggariskan bahwa untuk tercapainya revolusi dunia hendaknya didirikan partai komunis di tiap Negara. Karena itu dalam kongres ISDV VII pada 23 Mei 1920 di kantor SI di Semarang, ISDV diubah menjadi Perserikatan Komunis Hindia Belanda sebagai bagian dari jaringan Komunis Internasional (Komitern).
Pertentangan di dalam tubuh SI mencapai puncaknya pada Kongres Nasional VI SI bulan Oktobr 1921 di Surabaya. Fraksi komunis yang dipimpin oleh Semaun dan Tan Malaka berusaha mengendalikan dan menguasai jalannya kongres, tetapi usaha mereka ini ditentang oleh seorang tokoh SI, yaitu H.Agus Salim.
Sejak itu muncullah sebutan SI Merah bagi anggota-anggota SI yang beraliran Marxis dan SI Putih bagi anggota SI yang menentang Marxisme. Inilah untuk pertama kalinya kekuatan islam menentang komunisme muncul secara terbuka di Indonesia.
Kepada Komintern, Tan Malaka melaporkan bahwa Perserikatan Komunis di Hinda Belanda telah menguasai lebih dari 20 seksi dalam SI dan dapat merekrut 30.000 komunis aktif dari 100.000 anggota SI. Perpecahan tidak dapat dihindari lagi. Bahkan pada Maret 1923 dalam kongres II Perserikatan Komunis di Hindia Belanda diputuskan untuk bersaing melawan SI sebagai organisasi politik yang haluannya berbeda. Sebagai konsekuensinya SI Merah mengubah namanya menjadi Sarekat Rakyat. Aktivitasnya mampu melebar sampai ke luar jawa dengan membuka cabang di Padang dan Makassar.
Pesatnya perkembangan Partai Komunis ini membuat Pemerintah Hindia Belanda mulai waspada. Untuk melemahkan gerakan, Pemerintah Hindia Belanda mengusir para pemimpin dari unsure pribumi, seperti Tan Malaka (1922), Semaun serta Darsono pada tahun 1923. Namun Semaun dan Darsono dapat kembali lagi ke Indonesia pada tahun itu.
Pasca ditinggal Semaun dan Darsono sempat membuat gerakan PKH ini merosot karena kekurangan tenaga-tenaga. Namun Perserikatan Komunis Hindia Belanda (PKH) ini mulai melakukan konsolidasi kembali setelah Darsono masuk kembali ke Indonesia pada tahun 1923. Pada Juni 1924 Perserikatan Komunis di Hindia Belanda mengadakan Kongres di Jakarta dengan mempergunakan nama Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk pertama kalinya. Lalu pada Kongres PKI bulan Desember 1924 di Kotagede, Yogyakarta mengambil keputusan untuk meleburkan Sarekat Rakyat ke dalam PKI.
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke boven Digul, sebuah kamp tahanan di papua. (http://www.independent-Bangladesh.com/news/may/20/20052005ed.htm).
Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Menurut kamus online Wikipedia, banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah. Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Musso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Musso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh.
Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam control PKI.(http://www.marxists.org/indonesia/indones/pkihist.htm) Setelah kemerdekaan: bangkit kembali Setelah pemerintahan Jepang menyerah kalah kepada Tentara Sekutu pada 1945, PKI muncul kembali di panggung politik Indonesia dan ikut serta secara aktif dalam perjuangan untuk merebut kemerdekaan nasional. Banyak satuan-satuan bersenjata yang berada di bawah kontrol ataupun pengaruh PKI.
Di Madiun, sekelompok militer yang dipengaruhi PKI yang menolak perintah perlucutan senjata tersebut dibunuh pada bulan September tahun yang sama. Pembunuhan ini menimbulkan pemberontakan bersenjata. Hal ini menimbulkan alasan untuk menekan PKI. Sumber-sumber militer menyatakan bahwa PKI telah memproklamasikan pembentukan "Republik Soviet Indonesia" pada 18 September 1948 dengan Musso sebagai presidennya dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menterinya. Pada saat yang sama PKI menyatakan menolak pemberontakan itu dan menyerukan agar masyarakat tetap tenang. Pemberontakan ini ditindas oleh pasukan-pasukan republik, PKI kembali mengalami masa penindasan. Pada 30 September Madiun berhasil dikuasai oleh pasukan-pasukan Republik dari Divisi Siliwangi.
Beribu-ribu kader partai dibunuh dan 36.000 orang dipenjarakan. Di antara mereka yang dibunuh termasuk Musso yang dibunuh pada 31 Oktober dengan alasan bahwa ia berusaha melarikan diri dari penjara. Amir Sjarifuddin, tokoh Partai Sosialis Indonesia, pun dibunuh pada peristiwa berdarah ini. Aidit dan Lukman mengungsi ke Republik Rakyat Tiongkok. Namun PKI tidak dilarang dan terus berfungsi. Pada 1949 partai ini mulai dibangun kembali.
Bangkit kembali Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya, dengan organ-organ utamanya yaitu Harian Rakjat dan Bintang Merah.
Pada 1950-an, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh Presiden Soekarno. Adit dan kelompok di sekitarnya, termasuk pemimpin-pemimpin muda seperti Sudisman, Lukman, Njoto dan Sakirman, menguasai pimpinan partai pada 1951. Pada saat itu, tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun. Di bawah Aidit, PKI berkembang dengan sangat cepat, dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165 000 pada 1954 dan bahkan 1,5 juta pada 1959. [http://archive.workersliberty.org/wlmags/wl61/indonesi.htm]. Pada Agustus 1951, PKI memimpin serangkaian pemogokan militan, yang diikuti oleh tindakan-tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta. Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak di bawah tanah untuk sementara waktu. Pemilu 1955 Pada pemilu 1955, PKI menempati tempat keempat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di Dewan Konstituante. Perlawanan terhadap kontrol Belanda atas Papua merupakan masalah yang seringkali diangkat oleh PKI selama tahun 1950-an.
Pada Juli 1957, kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di kota-kota. Pada September tahun yang sama, Masjumi secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang.[http://www.gimonca.com/sejarah/sejarah09.shtml] Pada 3 Desember, serikat-serikat buruh, yang pada umumnya berada di bawah pengaruh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh asing. Perjuangan melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional. Pada Februari 1958 terjadi sebuah upaya kudeta yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pro Amerika Serikat di kalangan militer dan politik sayap kanan.
Para pemberontak, yang berbasis di Sumatra dan Sulawesi, mengumumkan pada 15 Februari terbentuknya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemerintahan yang disebut revolusioner ini segera menangkapi ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol mereka. PKI mendukung upaya-upaya Soekarno untuk memadamkan pemberontakan ini, termasuk pemberlakuan Undang-Undang Darurat. Pemberontakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan. Pada 1959 militer berusaha menghalangi diselenggarakannya kongres PKI. Namun demikian, kongres ini berlangsung sesuai dengan jadwal, dan Presiden Soekarno sendiri menyampaikan sambutannya.
Pada 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom, yang merupakan singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik Soekarno dilembagakan. PKI membalasnya dengan menanggapi konsep Nasakom secara positif, dan melihatnya sebagai sebuah front bersatu yang multi-kelas. Meskipun PKI mendukung Sukarno, ia tidak kehilangan otonomi politiknya. Pada Maret 1960, PKI mengecam penanganan anggaran yang tidak demokratis oleh Soekarno.
Pada 8 Juli 1960, Harian Rakjat memuat sebuah artikel yang kritis terhadap pemerintah. Para pemimpin PKI ditangkap oleh militer, namun kemudian dibebaskan kembali atas perintah Soekarno. Ketika gagasan tentang Malaysia berkembang, PKI maupun Partai Komunis Malaya menolaknya. Dengan berkembangnya dukungan dan keanggotaan yang mencapai 3 juta orang pada 1965, PKI menjadi partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT.
Partai itu mempunyai basis yang kuat dalam sejumlah organisasi massa, seperti SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan Himpunan Sarjana Indonesia (HSI). Menurut perkiraan, seluruh anggota partai dan organisasi-organisasi yang berada di bawah payungnya mungkin mencapai seperlima dari seluruh rakyat Indonesia. Pada Maret 1962, PKI bergabung dengan pemerintah. Para pemimpin PKI, Aidit dan Njoto, menjadi menteri penasihat. Pada bulan April, PKI menyelenggarakan kongres partainya. Pada 1963, pemerintah Malaysia, Indonesia dan Filipina terlibat dalam pembahasan tentang pertikaian wilayah dan kemungkinan tentang pembentukan sebuah Konfederasi Maphilindo, sebuah gagasan yang dikemukakan oleh presiden Filipina, Diosdado Macapagal. PKI menolak gagasan pembentukan Maphilindo dan federasi Malaysia. Para anggota PKI yang militan menyeberang masuk ke Malaysia dan terlibat dalam pertempuran-pertempuran dengan pasukan-pasukan Britania dan Australia. Sebagian kelompok berhasil mencapai Malaya, lalu bergabung dalam perjuangan di sana. Namun demikian, kebanyakan dari mereka ditangkap begitu tiba. Kebanyakan dari satuan-satuan tempur PKI aktif di wilayah perbatasan di Kalimantan.
Menurut Kamus Online Wikipedia, Dengan alasan ‘keterlibatan PKI dalam G30S’, partai ini dilarang oleh Pangkopkamtib Soeharto pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno. Setelah itu bermula sebuah sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan orang tak bersalah — terutama di pulau Jawa dan Bali — dibantai secara sia-sia karena dituduh komunis. Menurut beberapa sumber antara 500.000 jiwa sampai 2 juta jiwa tewas dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di penjara atau dibuang ke pulau Buru. Sebuah upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi yang diprakarsai oleh (mantan) Presiden Gus Dur, ketika ia masih menjabat sebagai presiden diprotes beberapa partai, terutama yang berlatar belakang agama di Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh Gus Dur telah membuka kesempatan bagi orang-orang yang masih percaya pada ideologi berhaluan kiri untuk kembali aktif dalam politik Indonesia.
4.2.3 Aspek Historis Munculnya PKI di Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi adalah Kabupaten paling timur di Propinsi Jawa Timur yang sudah termasyur kekayaan alamnya. Terutama kekayaan pertanian dan perkebunan. Sejak jaman colonial, Banyuwangi dijadikan sentra-sentra untuk meningkatkan pundi-pundi VOC dan sekutunya. Ribuan buruh didatangkan dari Madura untuk menggarap area-area perkebunan, yang umumnya terletak di Banyuwangi Utara dan Selatan, seperti Wongsorejo, Kalibaru, glenmore, dan sekitarnya.
Selain kaya akan hasil alamnya, Banyuwangi juga terkenal akan kekayaan seni budayanya. Kesenian-kesenian rakyat sudah marak ditampilkan sejak zaman kolonial seperti Kesenian Gandrung atau upacara-upacara adat selamatan desa seperti Seblang dan kebo-keboan.
Dalam perkembangannya kemudian, kemunculan Partai Politik di tingkat Nasional menjalar pula hingga ke daerah seperti Banyuwangi. Bibit-bibit PKI di banyuwangi muncul, diperkirakan berasal dari pengikut-pengikur Sarekat Islam yang akhirnya pecah menjadi dua kelompok, Kelompok kanan dan kelompok kiri atau merah. Sarekat Islam kelompok merah inilah yang akhirnya berfusi ke Indische Social Demokratische Vereeniging atau ISDV (embrio sebelum akhirnya berganti nama menjadi PKI).
Gerakan PKI secara nasional yang masih bawah tanah ditata kembali dengan kehadiran pmimpin PKI Muso dari pembuangannya di Moskwa, Uni Soviet. Di berbagai daerah PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Banyuwangi buruh-buruh perkebunan menjadi salah satu obyeknya.
Tahun 1947, jumlah anggota PKI di banyuwangi cukup signifikan di daerah-daerah selatan yang berdekatan dengan area-area perkebunan. Beberapa tokoh yang sempat memimpin PKI di Banyuwangi selatan adalah Prayitno dan Suntoyo, dan dibantu Sunyoto, Ikhwan, Kusno, Samud, Karto dan Kabul.
Sebelum peristiwa madiun meledak, di Banyuwangi lebih dulu terjadi bentrok antara PKI dan TNI yang saat itu dikenal dengan Pasukan COG IV/C (singkatan dari Commando Offensif Gerilya, yang sebelumnya dikenal dengan Pasukan Yon Macan Putih yang diperintahkan Resimen 40 Damarwulan Jember, menumpas tentara-tentara Belanda), di daerah Kalipait, Tegaldlimo. PKI sempat membentuk Komando Markas Pertahanan Daerah (KMD) dipimpin Prayitno dan Sutoyo.
Namun kekuatan PKI ini bisa ditaklukan COG IV/C pada 4 November 1947 jam 24.00 WIB. Berikutnya COG IV/C melakukan operasi pembersihan terhadap sejumlah tokoh PKI di daerah Banyuwangi selatan seperti Suntoyo, Soenyoto, Slamet, karto dan Kabul. Mereka ditangkap dan diadili dengan hukuman mati. Sedangkan Prayitno, Ikhwan, dan Kusno dapat melarikan diri.
4.2.4 Tumbuhkembangnya PKI Pasca Pemilu 1955 dan menjelang 1965
Peristiwa Madiun 18 September 1948 dan kematiaan pemimpin PKI Muso, tidak mematikan gerakan-gerakan PKI. Karena secara nasional pula, PKI tetap diperbolehkan berfungsi. Di bawah kepemimpinan PKI Pusat D.N Aidit, gerakan ditata kembali sehingga mengalami perkembangan anggota yang cukup pesat.
Itu dibuktikan dengan pemilu 1955, PKI di Banyuwangi mampu masuk menjadi 3 besar dengan memperoleh 60 ribu suara. Jumlah ini tidak berbeda jauh dengan Partai NU yang berada di posisi pertama dengan perolehan 100 ribu suara dan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan 90 ribu suara. Sedangkan Partai Masyumi di tingkat keempat dengan perolehan 30 ribu suara.
Pesatnya perkembangan PKI di Banyuwangi tidak lepas dari kemampuan PKI mengorganisir basis-basis dari kalangan akar rumput -yang tidak dilakukan oleh 3 partai pemenang pemilu lainnya, dengan berbagai organisasi-organisasi underbownya, seperti Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra), Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSHI), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).
Sebenarnya menurut mantan Ketua Himpunan Seni Budaya Indonesia atau HSBI (underbow Masyumi), Hasnan Singodimayan, tiga parpol lainnya memiliki organisasi massa dengan konsentrasi yang sama. Seperti Masyumi, memiliki Serikat Tani Islam Indonesia (STI) dan HSBI yang bergerak di seni dan budaya; Partai Nahdlatul Ulama punya Persatuan Tani NU (Pertanu); PNI punya underbow Persatuan Tani Nasional Indonesia (Pertani) dan Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN). Namun menurut Hasnan, konsep gerakan BTI yang berjuang mengangkat nasib petani dan memberikan tanah-tanah untuk petani miskin, lebih mengundang simpati petani di banyuwangi. Sehingga simpatisan PKI melalui underbownya BTI ini berkembang cepat di desa-desa. Sampai muncul istilah “Desa Mengepung Kota”, sebagai sebuah simbol perlawanan petani terhadap tuan tanah-tuan tanah.
Selain mampu membaca Banyuwangi sebagai daerah agraris, PKI juga mampu membaca keunggulan Banyuwangi yang kaya akan Seni dan budayanya. Melalui organisasi underbownya, LEKRA memfasilitasi kesenian-kesenian rakyat dan merangkul seniman-seniman handal Banyuwangi di zaman itu. Mantan anggota LEKRA, Andang CY, mengatakan, LEKRA terbagi dalam beberapa bidang yang mengurusi masalah teater, sastra, musik dan seni adat.
Teater dibawah LEKRA hidup subur dengan karya yang berkualitas, seperti Bahtiar Siagan, Kembang Merapi, dan lain-lain, yang diambilkan dari karya-karya sastrawan ternama seperti Pramodya Ananta Toer. Di bidang musik, muncul kelompok seni bernama Sri Muda dibawah pimpinan Muhammad Arif, yang mengembangkan kesenian angklung, lagu-lagu Banyuwangi dan tari. Lagu ciptaan M.Arif yang terkenal dan sempat jadi kontroversi selama orde baru adalah lagu Genjer-Genjer. Selain Muhammad Arif, beberapa seniman berbakat juga bergabung, baik sebagai pencipta lagu, penggiat angklung, dll, seperti Andang sendiri, Basir Nurdian, Pranoto, Mantofani, dan Nasikin.
Sedangkan dibidang seni adat, LEKRA memfasilitasi kesenian-kesenian rakyat seperti gandrung dan damarwulan.
Menurut Andang, kebesaran LEKRA karena visi misinya yang menjadikan ‘Seni Untuk Rakyat’. Artinya, bagaimana sebuah kesenian selalu diabdikan untuk kepentingan rakyat. Tiga prinsip yang dianut, yakni, sama kerja, sama tidur, dan sama makan.
Selain faktor diatas, Hasnan Singodimayan, mengakui kelebihan PKI tercermin dalam distribusi jabatan struktural di tubuh PKI maupun organisasi underbownya yang tidak didominasi kalangan elite, melainkan, dari akar rumput. Di kalangan buruh dipimpin Masdar, dari BTI dipimpin Samanhudi, dan Muhammad Arif dari kalangan seniman. Mereka menduduki jabatan mulai anggota DPRDS hingga Kepala desa, RT dan RW.
Meski populer hampir di semua desa, basis PKI di Banyuwangi berada di Temenggungan. Berikutnya berada di Singotrunan (Klembon), Kampung Melayu, dan Mandar (seluruhnya saat ini berada di wilayan Banyuwangi kota). Wilayah-wilayah tersebut adalah pusat-pusat kesenian. Andang menyebut, di wilayah Temenggungan saja hampir seluruh kesenian bisa dijumpai, mulai Ketoprak, Wayang Orang, Ludruk, Ande-Ande Lumut, Angklung, Musik Black and White, Keroncong, Mawar Merah dan Ramona.
Anggota PKI terus bertambah, puncaknya saat Masyumi dibubarkan dan Presiden Soekarno mempatenkan Nasakom, Nasionalis (PNI), Agama (NU), dan Komunis (PKI) menjadi kekuatan negara. Menurut Andang, di awal tahun 1965 PKI di Banyuwangi memperoleh suara mayoritas mengalahkan PNI dan NU. Lalu diangkat seorang Bupati dari kalangan PKI bernama Suwarso Hanafi Namun kepemimpinan Suwarso tidak berlangsung lama, karena munculnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang merubah peta politik secara nasional.
* 4.2.1 Pengaruh Peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Banyuwangi
Pembunuhan jenderal-jenderal yang dituduhkan didalangi PKI, pada 30 September 1965, berbuntut pada pelarangan Organisasi ini hingga ke lembaga underbownya. Andang menceritakan, setelah peristiwa itu, ratusan tokoh-tokoh PKI (termasuk dirinya) dan organisasi underbownya di Banyuwangi diculik oleh Angkatan Darat dan diasingkan di Lowokwaru, Malang selama 19 bulan, lalu dipindah ke camp konsentrasi wilayah Kalibaru-Banyuwangi, dan terakhir dipenjarakan di Lembaga Pemasyarakatan Banyuwangi.
Saat di Lowokwaru, Angkatan Darat mengklasifikasikan ratusan anggota dan simpatisan PKI dalam beberapa kategori hukuman.
Kategori A = dikenakan untuk tokoh-tokoh elite PKI dan organisasi underbouwnya karena terlibat langsung, dan sanksi hukuman mati.
Kategori B = tidak terlibat langsung, dan masih dibagi dalam beberapa kriteria
Kategori C = untuk kalangan simpatisan atau hanya ikut-ikutan.
Andang sendiri masuk kategori B dengan kelas terbawah. Ia langsung dipulangkan dari Lowokwaru menuju camp konsentrasi di Kalibaru-Banyuwangi, dan ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Banyuwangi. Namun Andang juga mendengar, adanya pembunuhan dan pembantaian terhadap orang-orang PKI dan simpatisan, termasuk kakaknya sendiri, Imam Ghazali yang tewas dibunuh. Mayat-mayat korban seluruhnya dikumpulkan di tanah lapang yang saat ini kita kenal sebagai Taman Blambangan.
Sedangkan menurut Hasnan, pasca peristiwa 30 September ’65 hingga 1966 menyulut konflik di desa-desa antara kelompok massa organisasi underbow PKI dengan kelompok-kelompok yang jadi lawan politik PKI, seperti kelompok-kelompok underbow Nahdlatul Ulama. Salah satu contohnya terjadi di Dukuh Cemethuk. Sebab kelompok lain akan menganggap BTI adalah PKI. Sehingga konflik di akar rumput terjadi lebih keras.
Andang CY juga bercerita, terjadi pembantaian terhadap orang-orang PKI dan simpatisan. Kakak kandungnya, Imam Ghazali -anggota Barisan Tani Indonesia, mati terbunuh. Sedangkan di daerah basis PKI, yakni, Temenggungan, rumah-rumah anggota LEKRA dibakar massa.
* 4.2.2 Peristiwa Pembantaian di Dukuh Cemethuk
Dusun Cemethuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring Banyuwangi terletak sekitar 25 KM atau menempuh 1 jam perjalanan dari Kota Banyuwangi. Mata pencaharian mayoritas penduduk dusun ini adalah sebagai petani.
Dusun Cemethuk inilah salah satu tempat bersejarah yang memiki benang merah atas tumbuh kembangnya Partai Komunis Indonesia atau PKI di Banyuwangi.
Nama Cemethuk sudah cukup populer sejak tahun 1950-an, saat PKI tumbuh subur di Banyuwangi. Mantan Anggota LEKRA, Andang CY menyebut daerah yang berpenduduk 2500 jiwa ini sebagai pusat bromocora atau preman-preman. Namun tidak jelas, mengapa para preman memilih daerah ini sebagai basisnya. Menurut Andang, para bromocora itu sebenarnya adalah Pemuda Rakyat, organisasi underbow PKI.
Cemethuk tahun 60-an yang dipenuhi oleh para bromocora ini, dibenarkan oleh mantan Ketua Pemuda PNI, Soemardi Djamal. Menurut Djamal, para bromocara ini sering mengajak masyarakat setempat sambil membawa sebuah clurit. Bila warga menolak, maka clurit akan dikeluarkan dan tidak segan-segan akan membuat nyawa melayang.
Djamal sendiri pernah diancam dengan clurit terkalung di leher bila ia membocorkan peristiwa pembakaran rumah-rumah anggota PKI di luar Dusun Cemethuk.
Anggota PKI dan anggota organisasi underbow PKI cukup mendominasi di Dusun Cemethuk. Selain PKI, menurut Soemardi Djamal, Ketua Pemuda Demokrat Cluring -organisasi underbow PKI, di Dusun Cemethuk sebenarnya muncul kekuatan politik Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Pemuda Demokrat organisasi underbow PNI. Namun jumlah PNI dan Pemuda Demokrat hanya berjumlah 28 orang.
Menurut Djamal, tanggal 11 Oktober 1965, situasi di Cemethuk mulai mencekam. Banyak anggota PKI atau organisasi underbownya melarikan diri ke Cemethuk untuk meminta perlindungan, menyusul kebijakan pemerintah menumpas PKI hingga ke akar-akarnya. Kelompok lain memberangus eksistensi PKI dengan membakar rumah-rumah penduduk. PKI dan underbownya menutup akses jalan menuju Dusun Cemethuk dengan meminta sejumlah pemuda rakyat untuk berjaga di pintu/gerbang masuk.
Tanggal 12 Oktober 1965, orang-orang Pemuda Rakyat (PKI) melakukan penyekapan terhadap 28 orang PNI dan Pemuda Demokrat yang sedang melakukan rapat di rumah Pak Djijun (tokoh senior PNI). Lima Pemuda Rakyat ini menuntut supaya PNI dan Pemuda Demokrat menghentikan seluruh aktivitasnya, dan tidak boleh pulang. Menurut Djamal, Pemuda Rakyat mengantongi clurit masing-masing sambil mengancam akan membunuh bila orang-orang yang disekap melanggar kehendak tersebut. Apalagi di luar rumah Pak Djijun sudah dijaga gerombolan PKI dan Pemuda Rakyat, sehingga orang yang disekap terpaksa mengalah.
Dalam kesaksian Soemardi Djamal yang ditulisnya tahun 1982, Tanggal 13 Oktober 1965, jumlah pengungsi anggota PKI dari luar kecamatan terus berdatangan. PKI membagi tiga pos kekuatan di Cemethuk, yakni :
* 1. Cemethuk sebelah timur, kekuasaannya diserahkan ke Kepala Desa Cluring, Matulus Sudomo -tokoh PKI dan Sudomo tokoh Pemuda Rakyat
* 2. Cemethuk sebelah tengah, dipimpin Mangun Lehar -sesepuh/peguron PKI dan Wasito -tokoh BTI
* 3. Cemethuk sebelah barat dipimpin Mursit -tokoh bromocora kawakan, dan Kaderin Budheng
Banyaknya jumlah pengungsi ke Cluring, membuat PKI mengalami krisis makanan. Jalan satu-satunya, kata Djamal, orang-orang PKI dan organisasi underbownya melakukan penjarahan makanan di rumah-rumah penduduk asli yang bermatapencaharian sebagai petani. Sehingga keluarga-keluarga PNI yang merasa resah dengan aksi ini memilih mengungsi ke Dusun Jeding, yang menjadi basis PNI.
Begitu juga dengan orang-orang PNI yang disekap, seluruh makan dan minumnya ditanggung orang-orang PKI.
Untuk memudahkan distribusi makanan dan minuman, PKI mendirikan tiga dapur umum yang terpusat di masing-masing pos yang telah dibentuk tersebut.
Pos I ditunjuk sebagai pos pusat PKI di Dusun Cemethuk yang menentukan keputusan-keputusan. Lalu, keputusan ini disebarluaskan ke Pos II dan Pos III yang dihuni oleh orang-orang pendatang.
Menurut Djamal, Pos I dihuni 25 orang lebih, diantaranya:
1. Yatno Cecom = Presiden / ketua
2. Moek’idin = Pegawai Penerangan Kec. Cluring
3. Hariyono = Kepala SMP BPSL Cluring
4. Pardi = Jeglek Pegwai Pasar Benculuk
5. Ashari = Pegawai Kehutanan Benculuk
6. Samadi = Pegawai Pasar Benculuk
7. Mattulus = Kepala DesaCluring
Tanggal 18 Oktober 1965, jam 08.00 WIB tersiar kabar bahwa akan ada penyerangan terhadap orang-orang PKI di Karangasem, yang dilakukan oleh warga dari Muncar sebanyak 3 truk. Kabar ini membuat situasi kian mencekam. Orang-orang PKI kebingungan.
Sebenarnya aksi dari Muncar ini sempat dihentikan oleh Puter Pra Srono, TNI AD, dan meminta warga Muncar ini kembali. Namun larangan ini diabaikan dan jumlah pengikutnya kian bertambah. Sampai di Kecamatan Cluring, gerombolan ini juga dihentikan oleh Kompi PKD (Hansip), namun juga diabaikan.
Ternyata orang-orang PKI dan simpatisan PKI di Karangasem (sekarang Yosomulyo) sudah mempersiapkan diri menghadapi penyerangan ini. Anggota PKI di Karangasem ini dipimpin oleh seorang Angkatan Darat Letnan Kaboel (selain mendominasi struktur jabatan di pemerintahan, di tubuh TNI saat itu terjadi perpecahan. Sebagian tetap bertahan, sebagian yang lain bergabung dengan PKI). Sedangkan pasukan dari Muncar ini dipimpin oleh warga Nahdlatul Ulama, yang dipimpin Salamin, Riffaki, dan Surachmo.
Setelah 3 truk warga Muncar ini sampai pada pertigaan Jurusan Sumberejo berhenti, banyak kayu-kayu ditumbangkan sehingga truk warga Muncar ini tidak bisa bergerak. Gerombolan PKI menyerang penumpang dan membakar habis tiga truk tersebut. Bentrok fisik terjadi. Kesiapan bertempur dari orang-orang PKI ini membuat pasukan dari Muncar kocar-kacir.
Sebagian dari pasukan Muncar berusaha menyelamatkan diri dan lari menuju Dusun Cemethuk dengan melalui Dusun Jeding. Niat mereka sebenarnya ingin meminta pertolongan dari orang-orang PNI. Namun sampai di Kali Simbar, batas sebelah selatan Kuburan Cemethuk, pasukan PKI dan Pemuda Rakyat sudah mencegat karena sebelumnya sudah menerima kabar atas rencana penyerangan dari warga Muncar ini.
Saat sudah terkumpul seluruhnya, warga Muncar ini digiring menuju Pos I dan dihadap-hadapkan dengan orang-orang PNI yang disekap. Warga Muncar ini masih memegang senjatanya, seperti clurit, pedang samurai, takiari/bambu runcing, dan keris. Salah satu warga Muncar berteriak : “Ansor Muncar Pak, minta bantuan, serangan hancur”. Lalu pimpinan PKI di Pos I, berteriak, memerintahkan orang-orang PNI untuk membunuh warga Muncar tersebut. Namun karena sudah memperoleh intruksi supaya tidak bertindak apapun, maka orang-orang PNI memilih melarikan diri. Sehingga situasi bertambah kacau, suara kentongan ditabuh. Orang-orang PKI sendiri akhirnya bentrok fisik dengan kelompok NU tersebut.
Sekitar pukul 11.30 WIB suara kentongan berhenti. Mayat-mayat berserakan di tepi jalan, sungai-sungai, di tegalan, dan sawah. Semua mayat dikumpulkan di Pos I di rumah Mbah Mangun Lehar.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Pimpinan PKI, Yateno memerintahkan pada anggotanya untuk membuat lubang untuk mengubur mayat-mayat tersebut. Perintah ini langsung dilaksanakan, dengan membuat 3 lubang. Namun karena terjadi musim kemarau sehingga kondisi tanah menjadi kering. Mereka hanya mampu membuat galian sedalam 2 meter – 2,5 meter, dengan ukuran :
Lubang I : Panjang 3-4 meter dan lebar 2-3 meter
Lubang II : Panjang 3-4 meter dan lebar 2-3 meter
Lubang III : Panjang 4-5 meter dan lebar 3-4 meter
Lalu mayat-mayat tadi dimasukkan ke tiga lubang tesebut dengan jumlah, Lubang I berisi 11 mayat, lubang II berisi 11 mayat, dan lubang III berisi 40 mayat. Sehingga total jumlah korban tewas mencapai 62 orang.
Beberapa nama korban yang tewas adalah :
1. Matradji = Pemuda Anshor
2. Bindhoro = Anggota NU
3. Modjo = Fraksi NU
4. Iksan = Muhammadiyah
5. Durahman = Fraksi NU
Setelah peristiwa pembunuhan ini, Djamal dan beberapa rekan menemukan salah seorang sisa dari pelarian yang bersembunyi di sumur kering. Saat ditanyai, orang ini mengaku kalau diberi upah untuk melakukan penyerangan ke Karangasem. Namun belum sampai pada pengakuan siapa yang membayar, sisa pasukan Muncar ini keburu diketahui orang-orang PKI dan langsung membawa ke Pos PKI.
4.2.4. Akhir Periode PKI di Banyuwangi
Mantan Ketua Pemuda Demokrat Kecamatan Cluring, Soemardi Djamal, orang-orang PKI di Cemethuk berhasil ditumpas setelah Angkatan Darat Yon 515 dan Kepolisian Cluring melakukan pengepungan di Cemethuk pada Jumat, 20 Oktober 1965, jam 04.00 WIB. Seluruh penghuni rumah dan di luar rumah dibariskan di tengah-tengah jalan. Barisan digerakkan menuju kebun kelapa milik Samsul Hidayat, Pengurus Anak Cabang PNI Cluring. Pasukan AD dipimpin Komandan Puter Pra, Raden Soenarto.
Soenarto membacakan surat kuasa dengan memanggil nama-nama yang tertulis di surat tersebut. Pertama-tama, Soenarto memanggil anggota PNI, seperti Santoso Hadi, Soegito, Soemardi Djamal, dan Atim, untuk berkumpul di sebelah kanan tentara. Setelah itu, Soenarto juga memanggil orang-orang PKI dan Pemuda rakyat seperti Yatno, Moek’idin, Hariyono, Pardi Jegle, Ashari, Samadi, Mangun Lehar, Mattulus, Suryanto, dan lainnya sehingga berkumpul 2 truk. Para tokoh PKI itu juga dipanggil beserta keluarga, Istri dan anaknya. Sedangkan nama-nama yang tidak dipanggil diperbolehkan pulang.
Pada 21 Oktober 1965, PNI Ranting Cemethuk, dan Pemuda Demokrat Ranting Cemethuk mendapat perintah tertulis dari Anak Cabang Cluring yang memberikan perintah, bahwa PNI dan Pemuda Marhaen segera membentuk Badan Komando Keamanan Sementara yang diketuai Santoso Hadi dan Soemardi Djamal; Badan ini bertugas menumpas habis sisa sisa gerombolan PKI yang ada di Dusun Cemethuk; pelaksanaan penumpasan ini tidka boleh main hakim sendiri,melainkan harus bertindak dibelakang komando ABRI.
Dari sebelah Timur Dusun Cemethuk, beberapa pimpinan Pemuda Rakyat ditemukan mati terbunuh. Seperti Timbul, Mukri, dan Kaderin Budheng. Terbunuhnya ketiga tokoh Pemuda Rakyat ini membuat situasi Dusun Cemethuk menjadi berubah total. Sisa-sisa gerombolan PKI kebingungan dan berduyun-duyun mendatangai rumah Soemardi Djamal untuk meminta perlindungan.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh BKKS bentukan PNI Cluring untuk memberangus sisa-sisa gerombolan PKI. Menurut Soemardi, gerombolan PKI ini pura-pura menampung mereka, dengan syarat harus mematuhi peraturan PNI dan pemudanya. Setiap malam, PNI menggilir mereka jaga malam di sebuah pos. Lalu Angkatan Darat melalui Koramil melakukan penangkapan ke pos, setelah sebelumnya BKKS memberitahukannya pada Koramil.
Cara ini terus berlangsung hingga 15 hari, sampai tidak ada lagi orang-orang PKI di Dusun Cemethuk.
Sedangkan menurut Anggota LEKRA, Andang CY, setelah pembersihan anggota PKI dan organisasi Underbownya, Bupati dari unsur PKI, Suwarso, diganti Bupati Joko Slamet Supaat, dari unsur Angkatan Darat.
Menurut Andang, Joko melakukan pembersihan sisa-sisa gerombolan PKI di desa-desa dengan cara membangun kembali dari desa. Cara-cara Joko adalah dengan mengaktifkan kesenian-kesenian rakyat, seperti Gandrung, Damarwulan dan lain-lain. Rupanya, kata Andang, cara ini efektif untuk membuat masyarakat Banyuwangi tunduk di bawah pemerintahan yang baru sampai Pemerintah Indonesia di tangan Presiden Soeharto melakukan fusi partai politik menjadi 3 parpol saja. Yakni Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia, dan Golongan Karya.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari bab-bab yang telah dibahas diawal, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
* 1. Komunisme lahir sebagai bentuk kritik dan perlawanan terhadap berkembanganya Kapitalisme di negara-negara Industri. Kapitalisme dianggap menindas kelompok-kelompok marginal atau terpinggir. Ideologi ini mengalami puncak setelah menang dalam Revolusi Bholsevik di Rusia. Gerakan Komunisme begitu massif yang kemudian terlembagakan dalam berbagai partai, salah satunya adalah Partai Komunis Indonesia.
* 2. Penjajahan Belanda, selain meninggalkan penindasan, ia juga penting menjadi pintu masuk ideologi komunis ke Indonesia. Adalah Sneevliet, seorang berkebangsaan Belanda menjadi tokoh kunci yang membawa ideologi ini ke Indonesia hingga merekrut ribuan kader.
* 3. Perkembangan PKI yang bergerak di akar rumput, seperti kalangan buruh, petani, dan perempuan, menjadi ancaman serius bagi penguasa-penguasa Indonesia sejak era Orde Baru. PKI mampu menempatkan diri sebagai partai oposisi yang revolusioner dengan mengangkat isu-isu kerakyatan yang tereduksi akibat kolonialisasi Belanda, Inggris, dan Jepang, serta oleh pemerintahan Indonesia. Sehingga gerakan PKI sering dilarang dan diberangus. Puncaknya adalah saat Orde Baru, PKI dituduh menjadi aktor dibalik Gerakan 30 September 1965, meski belum terbukti hingga sekarang.
* 4. Masifnya gerakan PKI akhirnya masuk ke Banyuwangi. Sebagai kabupaten yang kaya akan pertanian, perkebunan, dan kesenian rakyatnya menjadikan Banyuwangi cukup potensial bagi perkembangan PKI. Terbukti dalam pemilu 1955, PKI mampu masuk 3 besar sebagai pemenang pemilu.
* 5. Konstelasi politik di Banyuwangi juga tidak kalah dinamis. PKI yang bergerak di isu-isu kerakyatan juga menjadi ancamans serius bagi lawan politiknya. Sehingga begitu ada kebijakan dari pemerintah pusat yang menjadikan PKI sebagai Parpol terlarang langsung direspon secara reaksional oleh parpol lawan politiknya. Anggota dan simpatisan PKI banyak menjadi korban di tangan masyarakat sipil dan Aparat Pemerintah atas nama Angkatan Darat.
* 6. Peristiwa Pembantaian di Cemethuk adalah salah satu fakta respon reaksioner yang dilakukan ormas yang kontra terhadap anggota dan simpatisan PKI. Namun anggota PKI dan organisasi underbownya mengantisipasi penyerangan itu dengan melakukan pembelaan diri.
* 5.2 SARAN-SARAN
Dari kesimpulan itu nampak, banyak fakta yang terungkap dan perlu diluruskan dari bagaimana sejarah PKI di Banyuwangi dan Indonesia. Minimnya Pustaka dan penelitian terhadap sejarah lokal menjadi salah satu kendala untuk bisa melihat sejarah tidak sekedar hitam atau putih. Dengan ini, penulis menyarankan supaya:
* 1. Pemerintah memperbanyak penelitian lokal untuk menghasilkan penelitian sejarah yang lebih obyektif
DAFTAR PUSTAKA
* 1. Sekretariat Negara RI. 1994.Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, cet. II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
* 2. Oetomo, Sri Adi. 1996. Selayang Pandang Perang Kemerdekaan Di Bumi Blambangan, cet. I. Jakarta : PT Garoeda Buana Indah
* 3. Nugrohono Susanto, Sejarah Nasional Indonesia IV
* 4. Kamus Online Wikipedia
* 5. Situs In Defence Of Marxism
* 6. Situs marxis : http://www.marxists.org/
* 7. (http://www.independent-Bangladesh.com/news/may/20/20052005ed.htm)

--------------------------------KR---------------------------------------------------------------------------